Penobatan dilakukan langsung oleh tiga tokoh adat kunci Marga Katibung: Tuan Alam, Batin Sinar Alamdan Paksi Sejati, sebagai bentuk pengakuan masyarakat adat terhadap kepemimpinan Bupati Egi.

Gelar Adat Sebagai Amanah dan Kekuatan Moral

Gelar kehormatan ini juga diberikan kepada Ketua TP. PKK yang sekaligus UKP Bidang Pariwisata Zita Anjani (diberi gelar Pekhikhan Cahya Marga), Wakil Bupati Syaiful Anwar (Batin Penata Gama), serta Wakil Ketua TP. PKK Reni Apriyani (Batin Mustika), meskipun ketiganya berhalangan hadir.

Dalam sambutannya, Bupati Egi menyampaikan rasa hormat mendalam, menegaskan bahwa adok adat yang disematkan bukan sekadar simbol, melainkan amanah besar yang mengandung nilai filosofis dan kepercayaan masyarakat.

“Gelar yang disematkan kepada kami merupakan anugerah yang amat tinggi. Ini akan menjadi kebaikan, kekuatan, serta menambah tekad kami untuk memajukan Kabupaten Lampung Selatan di masa mendatang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penganugerahan ini menandakan penerimaan penuh dari masyarakat adat, sekaligus memperkuat tanggung jawab moral dalam menjaga nilai-nilai leluhur.

Marga Katibung: Miniatur Lampung yang Kaya Budaya

Ketua Panitia Cangget Bagha, Fahrizal Purba, menjelaskan bahwa Cangget Bagha adalah tarian adat Lampung yang dilaksanakan dalam rangka pemberian adok. Ia menyoroti pelestarian budaya di tengah era digital sebagai tantangan yang membutuhkan kolaborasi seluruh elemen.

Perwakilan tokoh adat, Herdiansyah, menyebut penganugerahan gelar kepada Bupati dan Wakil Bupati sebagai bentuk apresiasi atas capaian pembangunan dan kepemimpinan mereka yang membawa kemajuan daerah.

Wilayah Marga Katibung, yang membentang dari Sukamarga hingga Rangai Tunggal, disebut Fahrizal sebagai "miniatur Lampung" karena keberagaman suku besar Pepadun dan Sai Batin. Rangkaian acara adat dilanjutkan pada malam hari dengan kegiatan Muli Mekhanai Katibung.

Acara tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah, unsur Forkopimda, kepala dinas terkait, tokoh adat, kepala desa, dan ribuan masyarakat.