Bandar Lampung — Provinsi Lampung mencatatkan prestasi gemilang dalam kinerja ekonomi regional. Pada Triwulan I 2025, pertumbuhan ekonomi Lampung mencapai 5,47 persen (yoy), tertinggi dibandingkan seluruh provinsi di Pulau Sumatera.
Capaian tersebut juga melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87 persen (yoy) dan rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumatera sebesar 4,85 persen (yoy).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Lampung, Mohammad Dody Fachrudin, dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (14/6/2025).
“Lampung menunjukkan struktur ekonomi yang cukup adaptif. Sektor jasa dan ekspor menjadi mesin utama pertumbuhan di awal tahun ini,” ujarnya.
Pendorong Pertumbuhan: Jasa dan Ekspor
Pertumbuhan ekonomi Lampung ditopang oleh:
Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh signifikan sebesar 9,66 persen (yoy)
Kinerja ekspor yang meningkat sebesar 12,96 persen (yoy)
Di sisi lain, neraca perdagangan Lampung per Maret 2025 juga menunjukkan tren positif dengan surplus perdagangan sebesar US$412,09 juta.
“Namun kita tetap perlu waspada terhadap potensi tantangan global, seperti kemungkinan penerapan tarif resiprokal sebesar 32% oleh Amerika Serikat, serta penurunan harga komoditas unggulan Lampung seperti CPO dan kopi,” tambah Dody.
Ekspor Naik, Impor Turun
Ekspor meningkat sebesar 11,61 persen (mtm) didorong oleh sektor industri pengolahan, pertambangan, dan pertanian
Impor justru mengalami kontraksi sebesar –41,49 persen (mtm) akibat:
Penurunan impor barang modal dan bahan baku
Pembatasan impor beras dan gula konsumsi
Inflasi Masih Terkendali
Hingga 30 April 2025, inflasi di Provinsi Lampung tercatat:
2,80 persen (yoy)
1,19 persen (mtm)
Inflasi tahunan didorong oleh kenaikan harga emas, sementara inflasi bulanan disebabkan normalisasi tarif listrik, menyusul berakhirnya program subsidi 50% untuk pelanggan rumah tangga.